PROBLEM SOLVING DECISION
MAKING
I.1. Pokok pokok pekerjaan
seorang Manager :
- Memecahkan persoalan.
- Mengambil keputusan
- Melaksanakan (merencanakan) keputusan
Info
>>>>>> proses >>>>>>> output
Info :
mengenai masalah / persoalannya yaitu termasuk
segala sesuatu yang berkaitan dengan persoalan tersebut
termasuk background dsb.
segala sesuatu yang berkaitan dengan persoalan tersebut
termasuk background dsb.
Proses : diproses oleh otak Manager manjadi hasil
/ output
yaitu ditentukan :
yaitu ditentukan :
-
Apa
sebab – sebab persoalannya.
-
Dipilih
alternatifnya yang terbaik
-
Di
putuskan
-
Dibuat
rencana pelaksanaanya terhadap perusahaan.
I.2. Untuk memproses suatu
persoalan dengan sendirinya diperlukan
informasi. Lengkap atau tidaknya informasi, dapat di percaya atau
tidaknya informasi akan berpengaruh terhadap mutu dari outputnya.
Atau bisa juga dikatakan bahwa kualitas aoutput tergantung pada kualitas input.
Bagaimana cara Manager memecahkan persoalan ?
Lazimnya mereka akan menjawab dengan rangkaian jawaban sbb :
1. Tentukan apa persoalannya
2. Kumpulkan fakta-fakta yang tersedia
3. Pertimbangkan
4. Mengambil keputusan.
Namun dalam praktek hal ini tidak terlalu mudah
untuk
di laksanakan karena mereka tidak mempunyai pegangan untuk
sampai pada suatu kesamaan pendapat yang tepat.
Pemecahan persoalan mempunyai suatu proses yang berurutan
dan logis :
1. Dimulai dengan mengenal apa persoalannya, lalu dilanjutkan dengan
2. Analisa untuk menemukan sebabnya dan diakhiri dengan’
3. Pengambilan keputusan.
informasi. Lengkap atau tidaknya informasi, dapat di percaya atau
tidaknya informasi akan berpengaruh terhadap mutu dari outputnya.
Atau bisa juga dikatakan bahwa kualitas aoutput tergantung pada kualitas input.
Bagaimana cara Manager memecahkan persoalan ?
Lazimnya mereka akan menjawab dengan rangkaian jawaban sbb :
1. Tentukan apa persoalannya
2. Kumpulkan fakta-fakta yang tersedia
3. Pertimbangkan
4. Mengambil keputusan.
di laksanakan karena mereka tidak mempunyai pegangan untuk
sampai pada suatu kesamaan pendapat yang tepat.
Pemecahan persoalan mempunyai suatu proses yang berurutan
dan logis :
1. Dimulai dengan mengenal apa persoalannya, lalu dilanjutkan dengan
2. Analisa untuk menemukan sebabnya dan diakhiri dengan’
3. Pengambilan keputusan.
Konsepnya
adalah :
Persoalan itu adalah merupakan suatu
penyimpangan atau ketidak
seimbangan antara apa yang seharusnya terjadi dan apa
yang telah
terjadi. Hal ini terjadi karena adanya suatu perubahan tertentu.
Dengan diketahuinya asal dan apa perubahan itu, maka barulah
dapat diambil
suatu keputusan yang tepat untuk memecahkan
persoalan tersebut.
Mau
tidak mau sebagai seorang Manager yang baik dia harus dapat
memilih persoalan mana yang harus dipecahkan terlebih dahulu.
Kadang – kadang persoalan – persoalan tadi demikian komplex
dan rumitnya, sehingga dia harus menganalisanya dan membagi
-baginya menjadi beberapa masalah tunggal.
Terhadap masalah-masalah tunggal ini dilihat dan dianalisa bagaimana
situasinya karena setiap situasi akan memerlukan cara pemcahan yang
tersendiri. Bilamana keadaan normal yang tiba-tiba berubah karena
ada deviasi maka disini perlu diadakan Analisa persoalan, tetapi
bila deviasi atau penyimpangan tadi bertambah gawat maka diperlukan
suatu tindakan darurat dan untuk ini diperlukan suatu analisa keputusan.
Dari berbagai macam masalah-masalah tunggal yang kita hasilkan
dari menganalisa persoalan-persoalan yang muncul bersama-sama,
komplex dan rumit tadi perlu diadakan rating mana yang harus
diselesaikan atau dipecahkan lebih dahulu. Untuk ini perlu suatu ukuran
dalam menentukan prioritasnya yaitu :
memilih persoalan mana yang harus dipecahkan terlebih dahulu.
Kadang – kadang persoalan – persoalan tadi demikian komplex
dan rumitnya, sehingga dia harus menganalisanya dan membagi
-baginya menjadi beberapa masalah tunggal.
Terhadap masalah-masalah tunggal ini dilihat dan dianalisa bagaimana
situasinya karena setiap situasi akan memerlukan cara pemcahan yang
tersendiri. Bilamana keadaan normal yang tiba-tiba berubah karena
ada deviasi maka disini perlu diadakan Analisa persoalan, tetapi
bila deviasi atau penyimpangan tadi bertambah gawat maka diperlukan
suatu tindakan darurat dan untuk ini diperlukan suatu analisa keputusan.
Dari berbagai macam masalah-masalah tunggal yang kita hasilkan
dari menganalisa persoalan-persoalan yang muncul bersama-sama,
komplex dan rumit tadi perlu diadakan rating mana yang harus
diselesaikan atau dipecahkan lebih dahulu. Untuk ini perlu suatu ukuran
dalam menentukan prioritasnya yaitu :
1.
Bagaimana
tingkat kegawatannya ?
- Yaitu
ukuran seberapa besar kerugian yang diderita oleh
organisasi / perusahaan
sebagai akibat dari masalah / persoalan tadi.
- Ukuran
ini sedapat mungkin bersifat quantitative atau
dapat dinyatakan dalam bentuk
angka ; misalnya berapa rupiah
berapa satuan dsb.
2. Bagaimana
mendesaknya ?
Ukuran yang di pakai dalam hal ini adalah waktu.
Untuk ini
persoalan dianggap mendesak bilamana pemecahannya tidak
bisa di
tunda.makin sedikit kemungkinan waktu menunda makin
mendesak persoalan
tersebut.
3.
Bagaimana
perkembangannya ?
Ukurannya adalah akibat dari persoalan tersebut
yaitu apakah
akibatnya makin besar atau makin kecil.
Ketiga
– tiganya ukuran ini didalam menentukan prioritas pemecahan
di hitung nilainya
dengan memberikan nilai tinggi sedang dan rendah
(T.S. & R) dan dalam
menilai perkembangan bisa juga diberi nilai 0
kalau tidak menunjukan
perkembangan.
II.
Dalam menganalisa suatu persoalan diperlukan suatu :
-
Cara
pengolahan informasi dan
-
Cara
pengambilan langkah-langkah yang teratur
Untuk dapat menerapkan cara-cara analisa yang
logis maka seorang
manager harus dapat menentukan apakah itu merupakan :
-
Analisa
persoalan atau
-
Analisa
keputusan
Ada
2 konsep utama bagi analisa persoalan.
1.
Persoalan
adalah penyimpangan dari keadaan normal atau
dari ukuran/hasil yang sudah
ditetapkan / diharapkan.
2.
Setiap
perubahan pasti akan menimbulkan persoalan
Berdasarkan
konsep ini seorang manager harus tahu :
1.
Apa
yang harus dilakukan
2.
Bilamana
ia harus melakukannya
3.
Informasi
mana yang harus di pergunakan dan
bagaimana cara menggunakannya.
III.
Konsep dasar analisa persoalan.
1.
Persoalan
timbul karena adanya penyimpangan dari yang
dikehendaki (standart) untuk ini
perlu di tentukan :
a.
Apa
yang seharusnya terjadi (standartnya)
b.
Apa
yang telah terjadi
Dengan membandingkan kedua hal diatas bias
diketahui
penyimpangan-penyimpangannya. Kalau persoalannya
banyak bias
ditentukan persoalan mana yang perlu dipecahkan
lebih dahulu; untuk ini
masalahnya menjadi masalah menentukan prioritas.
2.
Membandingkan
antara fakta dan bukan fakta.
Fakta adalah persoalan
yang dihadapi.
Karena fakta-fakta itu
banyak dan hanya ada satu fakta yang
merupakan satu persoalan maka perlu
dibedakan antara fakta
(persoalan) dan bukan
fakta.
3.
Membedakan
antara fakta dan bukan fakta.
Untuk membedakan antara
fakta dan bukan fakta harus diketahui
apa yang merupakan ciri khas fakta yang
tidak terdapat pada bukan fakta.
4.
Perubahan
yang terjadi.
Perubahan ini terjadi
bila telah ada penyimpangan dari standar ----
hasil yang diharapkan. Perubahan-perubahan ini bias didapat dari
hasil yang diharapkan. Perubahan-perubahan ini bias didapat dari
a.
Informasi
– informasi yang tersedia, hanya pada daerah perbedaan.
b.
Perubahan
diluar daerah perbedaan tidak perlu diperhatikan
karena ini hanya terjadi pada
bukan fakta saja.
Perubahan dengan
demikian munculnya adalah pada saat mulanya
deviasi. Ini jelas berbeda dengan
perbedaan (yang bersifat statis)
dimana munculnya atau adanya adalah sejak
belum ada deviasi,
karena keadaannya memang sudah demikian pada saat adanya
deviasi.
5.
Mencari
sebab-sebab yang mungkin,
Dilihat pada perubahan
Perubahan dalam perbedaan ------ sebab
Perubahan + perbedaan ------------ sebab
Perubahan-perubahan
dikembangkan menjadi ‘ sebab-sebab
yang mungkin’. Beberapa sebab-sebab
yang mungkin satu-satu
diuji dan di coba untuk menggugurkannya. Pengujian
dilakukan
dengan cara memeriksa apakah
-
Sebab
tersebut cocok dengan semua fakta dan
-
Tidak
cocok dengan bukan fakta
Sebab – sebab yang gugur
dari pengujian haruslah di tinggalkan.
Dalam tahap pengujian ini kita tidak
boleh mempertahankan seba-sebab
yang diuji dengan cara apapun misalnya.
-
Mengajukan
argument untuk membela teori tersebut
menyusun kasus mengenai teori tersbut
merasa yakin
bahwa mereka telah memperoleh penjelasan yang lengkap.
- Menentang
penjelasan lain mengenai persoalan tersebut.
- Bangga
dengan menciptakan teori tersebut.
- Berjuang
melindungi teori dari pihak-pihak yang
mengecam dan mengancam teori tersebut.
Ada kemungkinan semua
sebab akan gugur setelah diadakan pengujian
karena tidak cocok dengan fakta dan
bukan fakta. Hal ini bias terjadi
disebabkan oleh 2 kemungkinan :
1. Adanya
informasi-informasi yang ada perlu diperiksa lagi.
2. Informasi
yang kurang
Untuk itu perlu
dikumpulkan informasi-informasi baru
sebagai tambahan.
Bila mana sudah dapat
sebab-sebab yang paling mungkin, maka
perlu sekali lagi sebab ini di test
dengan cara :
-
Test
di lapangan
-
Test
dengan eksperimen di laboratorium
-
Langsung
mengambil tindakan untuk menghilangkan
sebab, dan kemudian dievaluasi apa benar
deviasi bisa
berhenti ----- biasanya terjadi atas masalah manusia
( people
problem ).
ANALISA KEPUTUSAN
Manager dalam pekerjaan sehari-hari bertugas untuk mengambil
keputusan pengambilan keputusan ini bisa disebabkan karena
adanya persoalan dan dapat juga karena perlunya peningkatan
standarisasi pekerjaan dengan adanya penambahan resources
atau bisa juga di sebabkan oleh pencapaian tujuan-tujuan
yang baru.
Putusan mengenai persoalan ini bisa di sebabkan oleh persoalan-
persoalan yang lalu, yang sekarang maupun yang akan datang.
Dengan sendirinya bila persoalan-persoalan ini sudah di ketahui
sebab-sebabnya maka akhirnya manager harus mengambil
suatu keputusan. Pengambilan keputusan oleh manager ini selalu
melewati pemilihan dari beberapa alternatif-alternatif yang ada.
Seringkali dalam memilih ini terjadi kesukaran-kesukaran karena
hasil dari pilihan tadi harus yang paling baik hasilnya dan paling
rendah biasanya risiko rugi yang kecil pula.
untuk ini perlu sekali pendekatan secara systimatis dalam
mengambil keputusan.
Ada 3 tindakan dan pengambil keputusan yaitu :
- tindakan sementara
- tindakan penyesuaian
- tindakan pembetulan
Tindakan-tindakan ini akan mempengaruhi manager dalam
mengambil keputusan.
keputusan pengambilan keputusan ini bisa disebabkan karena
adanya persoalan dan dapat juga karena perlunya peningkatan
standarisasi pekerjaan dengan adanya penambahan resources
atau bisa juga di sebabkan oleh pencapaian tujuan-tujuan
yang baru.
Putusan mengenai persoalan ini bisa di sebabkan oleh persoalan-
persoalan yang lalu, yang sekarang maupun yang akan datang.
Dengan sendirinya bila persoalan-persoalan ini sudah di ketahui
sebab-sebabnya maka akhirnya manager harus mengambil
suatu keputusan. Pengambilan keputusan oleh manager ini selalu
melewati pemilihan dari beberapa alternatif-alternatif yang ada.
Seringkali dalam memilih ini terjadi kesukaran-kesukaran karena
hasil dari pilihan tadi harus yang paling baik hasilnya dan paling
rendah biasanya risiko rugi yang kecil pula.
untuk ini perlu sekali pendekatan secara systimatis dalam
mengambil keputusan.
Ada 3 tindakan dan pengambil keputusan yaitu :
- tindakan sementara
- tindakan penyesuaian
- tindakan pembetulan
Tindakan-tindakan ini akan mempengaruhi manager dalam
mengambil keputusan.
PENDEKATAN SYSTEMATIS
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
fase pengambilan keputusan :
1. Menentukan besarnya sumber yang diharapkan untuk dapat
memperoleh hasil.
2. Menetapkan sasaran atau tujuan yang mutlak atau yang
berupa keinginan-keinginan.
3. Mengelompokan sasaran/tugas menurut kepentingannya
4. Menyusun/mencari/mengembangkan alternatif-alternatif
5. Menilai alternatif berdasarkan sasaran-sasaran / tujuan
yang diinginkan untuk mengadakan pilihan.
6. Memilih alternatif yang terbaik sebagai suatu keputusan
sementara.
7. Memperhitungkan konsekwensi-konsekwensi yang
yang mungkin merugikan berdasarkan kemungkinnya
serta kegawatannya.
8. Mengawasi akibat dari keputusan terakhir.
4. Menyusun/mencari/mengembangkan alternatif-alternatif
5. Menilai alternatif berdasarkan sasaran-sasaran / tujuan
yang diinginkan untuk mengadakan pilihan.
6. Memilih alternatif yang terbaik sebagai suatu keputusan
sementara.
7. Memperhitungkan konsekwensi-konsekwensi yang
yang mungkin merugikan berdasarkan kemungkinnya
serta kegawatannya.
8. Mengawasi akibat dari keputusan terakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar